Terkesima, DWP Kemenag Nganjuk Ikuti Peringatan Maulid Nabi DWP Kemenag RI
Nganjuk - Dharma Wanita Persatuan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk, Senin (10/10) mengikuti Pengajian Dalam Rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar oleh Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama RI di Aula bawah Kankemenag Kabupaten Nganjuk.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari undangan yang telah disebar oleh DWP Kemenag RI tertanggal 6 Oktober 2022 ke seluruh DWP Kemenag Kabupaten/Kota di Indonesia. Dimulai tepat jam 08.00, Pengajian Nasional peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW secara virtual ini menghadirkan DR. H. Imam Safei, M.Pd, Sekretraris Kelompok Kerja Nasional Moderasi Beragama sebagai pemateri.
Dengan tema “TERKESIMA” (Terobosan Kebijakan Moderasi Beragama) Pengajian diikuti oleh Ketua DWP Kemenag Nganjuk, Binti Kholisotin, para pengurus dan anggota DWP Kantor Kemenag Kabupaten Nganjuk.
Penguatan komitmen moderasi beragama pada para ibu anggota Dharma Wanita Persatuan menjadi pokok bahasan dalam rangka memaksimalkan program nasional “Moderasi Beragama”. Dalam paparannya DR. Imam safei menegaskan untuk tidak membenturkan agama dengan negara.
“Negara kuat karena pemeluk agamanya tenang dan agama jaya karena negaranya aman”, ujarnya. Penguatan seperti ini penting sebagai upaya menjaga stabilitas NKRI yang sedang mencanangkan tahun 2022 sebagai tahun toleransi dan akan memasuki tahun politik mulai tahun 2023.
Peran ibu sangat vital di rumah dan di masyarakat sebagai agen pendidikan agenerasi yang moderat. Setiap ibu diharapkan mampu menanamkan dan menjaga setiap anggota keluarganya untuk menjadi umat beragama yang moderat. Sehingga paham ekstremis yang belakangan kerap mempengaruhi stabilitas negara dan bahkan dunia dapat diredam secara signifikan.
Di penghujung paparannya, DR. H. Imam Safei, M.Pd mengingatkan agar para ibu untuk tidak latah terhadap setiap ajakan yang mengatasnamakan agama. Beliau menyatakan bahwa ajakan yang keras, lantang dan sering terdengar belum tentu wujud dari apa yang dijalankan dengan benar, karena penerimaan dalam setiap ajakan ditentukan oleh kerelaan hati. Sehingga penting untuk mengedepankan dakwah yang santun, yang menyentuh dan berkemanusiaan saling menghormati sesama. (Lq)