
Pengajian Selasa Ramadhan 1442H Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk
Kab. Nganjuk (Inmas) - Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk kembali menggelar Pengajian Rutin Selasa Ramadhan 1442H. Bertempat di Aula Atas Kantor Kemenag Kabupaten Nganjuk, kali ini pengajian diisi oleh KH. Bisri Hisyam ketua Tanfidiyah PCNU Kabupaten Nganjuk.
Hadir dalam pengajian Selasa, 27 April 2021 Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk, Kasub Bag TU, Para Kasi dan Penyelenggara Zakat Wakaf. Selain itu, Pengajian kali ini terasa sedikit berbeda karena selain para pimpinan kantor, juga dihadiri oleh seluruh pimpinan Satuan Kerja di bawah naungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk.
Memulai tausiyahnya KH. Hisyam membukanya dengan mengutip ayat ke 7 surat Al Bayyinah:
“Sesugguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”
Konsep menjadi manusia beriman yang Khoirul Bariyah tentu tidak mudah dan banyak tantangannya.
Ayat ini mengkhususkan bahwa kriteria orang yang beriman kepada Allah SWT adalah orang yang ketika disebut asma Allah maka hatinya akan semendal (bergetar). Hati harus terus kita latih dan gerakkan untuk bergetar dan mencintai Allah. Selama ini kita hanya sering berdzikir kalimat tauhid namun sering tanpa menghadirkan getar dan cinta kepada Allah SWT.
Bisa kita contoh dan teladani sikap abdi dalem Kraton Yogyakarta dan Surakarta. Para abdi dalem ketika disebutkan nama rajanya akan langsung muncul getaran takdhim dalam hatinya. Nama raja bagaimanapun memiliki rasa yang berbeda dengan nama yang lain.
Kita sebagai ASN juga harus menghadirkan rasa ini dalam setiap segi pekerjaan kita. Jangan hanya takut kepada pimpinan, KPK dan Polisi dalam menjalankan tugas. Lebih dari itu semua kita di Kementerian Agama seharusnya bisa menjadi contoh dalam menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam Al quran surat Al Anfal ayat 2:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal."
Kriteria kedua adalah bahwa ketia dibacakan ayat-ayat Allah SWT maka akan bertambah keimanan dan rasa cinta di dalam hatinya. Ayat-ayat Allah tentu tidak hanya yang tersurat saja namun juga yang tersirat di alam semesta. Seharusnya semakin kita membaca ayat-ayat Al Quran maka akan semakin kita takut ataupun cinta kepada Allah SWT.
Sebagai umat islam terlebih di Kementerian Agama kita harus bisa menjadi contoh membumikan perilaku mengimani dan menjiwai perintah maupun larangan Allah SWT. Kehati-hatian dalam mengelola kantor dan melayani masyarakat harus terus disertai keimanan kita kepada Allah SWT.
Kita sering terjebak paradigma bahwa setelah mampu membaca Al quran secara lancar dan baik kita sudah berhenti belajar memahami ayat-ayat Al quran. Padahal menurut ketua tanfidhiyah PCNU Kabupaten Nganjuk, semua itu masihlah pintu pertama memahami Al quran. Membaca Al quran haruslah disertai dengan meresapi makna dari ayat Al quran. Jika tidak mampu memahami maknanya, sekarang Kementerian Agama sudah mengeluarkan standar terjemahan yang sudah ditelaah oleh para ahli. Itu semua sebagai upaya memperkuat keimanan dan pemahaman kita terhadap ayat-ayat Allah SWT.
Selanjutnya ciri ketiga orang yang beriman kepada Allah adalah berserah diri atau Tawakkal Kepada Allah SWT. Secara konsep, pasrah kepada Allah SWT memiliki 3 tingkatan.
Pertama adalah wakil. Pada tingkat ini pasrah kepada Allah namun kita tetap berusaha ikut campur dan mengeluh kepada Allah SWT. Ini adalah tawakkal tingkat pertama.
Tingkat ke dua diibaratkan Tawakkal atau pasrahnya bayi atau anak kepada ibunya. Semua kebutuhan dan keinginan diungkapkan kepada Allah SWT. Namun pada fase tertentu yang tidak sesuai masih ada mau dan tidak mau atau protes kepada ibunya.
Puncak Tawakkal tertinggi diibaratkan seperti Tawakkalnya jenazah kepada pemandi jenazah. Semua yang terjadi di hidup adalah nikmat Allah SWT apapun itu. Tingkat pasrah seperti inilah yang menduduki totalitas iman kepada Allah SWT.
Sebagai ASN seyogyanya tidak hanya mengejar jabatan dan kenaikan pangkat saja dalam bertugas pelayanan kepada masyarakat. Kita harus menghadirkan ikhlas dan tawakkal kepada Allah SWT sehingga apapun dinamika yang terjadi dalam jabatan kita tidak mengurangi keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT melalui pelayanan kepada masyarakat di Kementerian Agama.
Lebih lanjut, kriteria ke empat ke lima orang beriman yakni bahwa orang yang beriman kepada Allah SWT adalah orang-orang yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat yang sebagaimana telah diperintahkan oleh Allah SWT. (Lq)