Kakankemenag Buka Workhshop Desain Pembelajaran Abad 21 di MTs Daruth Tholibiin Nganjuk
Kab. Nganjuk (Inmas) – Rangkaian Workshop Desain Pembelajaran Abad 21 kembali digelar di Kabupaten Nganjuk pada Rabu, 19 Januari 2022. Edisi kali ini dilaksanakan di MTs Daruth Tholibiin Jatisari Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk.
Seremonial Pembukaan workshop ini dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk, Afif Fauzi, Kepala Madrasah, dan para guru MTs Daruth Talibiin serta guru MA Az Zain sebagai peserta workshop.
Kakankemenag dalam sambutan pembukaanya menyampaikan tantangan para guru memasuki awal pembelajaran tatap muka yang mulai diijinkan untuk masuk 100%. “Dua tahun Bapak Ibu guru dibatasi untuk bertemu dengan anak didiknya sehingga tahun ini saat diijinkan untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar tatap muka 100% membuat bapak ibu guru harus beradaptasi lagi dengan kondisi siswa dan madrasah. Para guru dituntut untuk dapat menemukan jalan adapatasi baru dalam pendidikan dari sistem dalam jaringan (daring) ke sistem tatap muka secara langsung.” Ungkapnya.
Penguasaan materi dan tingkah laku anak-anak setelah dua tahun belajar di rumah tidak dapat disama ratakan capaian belajarnya meskipun secara nilai yang terekam dapat dibilang baik. Terutama dalam hal keteladanan, para guru adalah role model yang selalu diamati oleh anak didiknya. Setelah dua tahun tak bertemu, tentu keteladanan ini perlu dibangun ulang.

"Para guru harus berhati-hati dalam menunjukkan sikap di depan anak-anak. Anak-anak pada usianya adalah peniru handal yang mengamati para guru sebagai tokoh utamanya secara detail. Baik cara berpakaian, cara bicara, bahkan cara berjalan", ungkap Kakankemenag.
Setiap guru menjadi salah satu faktor penentu keberjasilan madrasah dalam menyelenggarakan pendidikan. Kecakapan dan Motivasi guru dalam membangun branding Madrasah menjadi nilai lebih dalam memunculkan ciri khas yang menjadi identitas dari madrasah.
"Bapak Ibu guru termasuk Pengawas Madrasah harus dapat memunculkan nilai lebih ini terutama dalam bidang agama sehingga menjadi pembeda dengan lembaga pendidikan yang lain", tutur Afif menambahkan.
Adanya majelis-majelis ilmu pendidikan yang inovatif seperti ini harus semakin sering digalakkan sehingga setiap guru dapat secara berkesinambungan dapat meningkatkan ilmu dan kompetensinya. Terlebih jika dihubungkan dengan program prioritas Kementerian Agama Transformasi Digital juga menuntut para guru dan penyelenggara madrasah untuk menyiapkan diri dengan ilmu yang cukup dan mumpuni.
Menutup kata sambutannya, beliau berharap agar semua elemen madrasah dapat berperan serta dan sinkron sehingga cita-cita mewujudkan madrasah hebat bermartabat dapat tercapai dalam waktu yang tidak lama lagi. (Lq)